Kritik Program MBG, Sekolah Yogyakarta Dorong Peningkatan Fasilitas Belajar

Berita Sekolah menyampaikan informasi tentang Kritik Program MBG, Sekolah Yogyakarta Dorong Peningkatan Fasilitas Belajar, semoga informasi ini bermanfaat


Bersama ini kami sampaikan informasi Tentang Kritik Program MBG, Sekolah Yogyakarta Dorong Peningkatan Fasilitas Belajar Sebagai berikut:

Pihak SMKN 4 Yogyakarta mengusulkan agar program Makan Bergizi Gratis (MBG) dihentikan mulai tahun ajaran baru mendatang.

Sejumlah alasan dikemukakan. Salah satunya program Makan Bergizi Gratis tersebut dinilai menambah beban kerja bagi karyawan sekolah serta memengaruhi aktivitas pembelajaran dan operasional lainnya.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMKN 4 Yogyakarta Widiatmoko Herbimo menjelaskan bahwa pihaknya telah menyampaikan permintaan kepada penyelenggara program MBG agar program tersebut tidak lagi dilanjutkan di sekolah mereka.

“Karyawan yang harus kerja nunggu MBG. Harusnya buat laporan keuangan, laporan keuangan baru bisa dilakukan sore. Iya mengganggu kegiatan,” ujarnya saat dihubungi, Senin (5/5/2025).

Menurut Widiatmoko, setiap kali makanan MBG datang, karyawan sekolah harus mengatur koordinasi dengan siswa.

Setelah selesai makan, mereka juga bertugas mengumpulkan kembali wadah makanan.

Tugas-tugas tambahan ini mengalihkan waktu dan tenaga yang semestinya digunakan untuk pekerjaan utama karyawan.

Dana program MBG lebih bermanfaat untuk sarana prasarana

Selain itu, pihaknya menyampaikan bahwa sejak SMKN 4 Yogyakarta berstatus sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), beberapa pihak merasa omzet usaha kantin sekolah ikut menurun.

“Kedua kami juga sudah BLUD, ya banyak yang ngeluh omzet turun,” katanya.

Ia juga menyarankan agar program MBG dialihkan ke sekolah-sekolah yang memiliki jurusan teknik, bukan ke sekolah yang fokus pada tata boga seperti SMKN 4.

“Kalau bisa ke sekolah-sekolah teknik, bukan kayak kami di boga karena kami targetnya makanan. Kalau teknik kan beda,” lanjutnya.

Menurutnya, dana program MBG akan lebih bermanfaat bila dialokasikan untuk peningkatan sarana dan prasarana di sekolah.

Dengan jumlah murid yang mencapai ribuan, SMKN 4 Yogyakarta membutuhkan ruang kelas berukuran besar yang lebih nyaman untuk belajar.

“Kalau pakai kipas angin kan gerah jam 12, jam 1. Mohon maaf, kalau uang sehari Rp 12 juta satu kali makan, kalau dibelikan AC kan kita lebih nyaman belajarnya,” tutur Widiatmoko.

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Suhirman, menyatakan bahwa hingga kini pihaknya belum menerima laporan resmi dari SMKN 4 Yogyakarta mengenai permintaan tersebut.

Namun, ia menegaskan bahwa keputusan penghentian program MBG tidak berada di tangan Disdikpora.

“Kita nanti klarifikasi ke sekolah. Kami menyediakan sekolahnya dan yang menentukan SPPG,” ujar Suhirman.

Ia juga menambahkan bahwa jika ada pergantian sekolah penerima MBG, prosesnya tidak bisa dilakukan secara instan karena harus melalui persetujuan Tim Seleksi dan Pengendali Program (SPPG).

“Tergantung dari SPPG, apakah pengganti lebih dari 3 km atau tidak. Kalau kurang dari 3 km kan memungkinkan. Tapi kita akan koordinasikan dulu,” ucapnya.

Demikian kami sampaikan informasi Kritik Program MBG, Sekolah Yogyakarta Dorong Peningkatan Fasilitas Belajar semoga bermanfaat.

Anda Ingin Melakukan Polling, Silahkan di PollingKita.com