
Bersama ini kami sampaikan informasi Tentang Sikap Dedi Mulyadi Soal Perpisahan Sekolah: Mandiri dan Tidak Membebani Sebagai berikut:
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memberikan respons tegas terhadap kritikan yang muncul terkait kebijakannya mengenai penghapusan kegiatan wisuda di sekolah. Kritikan tersebut datang dari seorang remaja perempuan asal Kabupaten Bekasi, yang menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap kebijakan tersebut lewat sebuah video yang viral di media sosial. Remaja perempuan, yang juga anak salah satu warga penghuni bangunan liar kali CBL Kabupaten Bekasi yang dibongkar, tersebut pun diundang bertemu Dedi Mulyadi di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang, pada Sabtu (26/4/2025).
Dalam dalam video yang diunggah di kanal Youtube pribadi Dedi Mulyadi pada Minggu (27/4/2025), remaja tersebut mengungkapkan bahwa wisuda adalah momen penting dalam perjalanan pendidikan, yang harus tetap ada sebagai kenang-kenangan. Namun, Dedi Mulyadi menganggap bahwa wisuda hanya pantas dilakukan di jenjang pendidikan tinggi, seperti perguruan tinggi, dan tidak pada tingkat pendidikan yang lebih rendah, seperti TK, SMP, atau SMA. “Di negara mana yang TK ada wisuda, SMP ada wisuda, SMA ada wisuda di negara mana tuh? Hanya di Indonesia,” tegas Dedi.
Alasan Larangan Wisuda Perpisahan Sekolah Dedi menjelaskan, kebijakan penghapusan wisuda dilakukan untuk mengurangi beban biaya yang harus ditanggung orangtua. Menurut dia, kegiatan wisuda di tingkat pendidikan rendah tidak memberikan manfaat yang signifikan, sedangkan orangtua harus menanggung biaya yang cukup besar.
“Wisuda untuk siapa coba? Yang kuliah, di kita anak TK wisuda biaya enggak? (Ada) biaya. Punya rumah enggak yang ikut wisuda TK itu? Enggak. Pakai bantaran sungai ya, kan?” ungkap Dedi. Dedi Mulyadi menegaskan bahwa kebijakan penghapusan wisuda ini diambil demi kepentingan masyarakat Jawa Barat, terutama orangtua yang tengah berjuang memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak mereka. Dedi juga menyampaikan, kenangan yang berharga seharusnya terbentuk selama proses belajar, bukan hanya pada saat perpisahan.
Namun, remaja tersebut tetap bersikeras bahwa perpisahan adalah momen yang penting bagi siswa karena merupakan kesempatan terakhir untuk berinteraksi dengan teman-teman setelah lulus. Remaja tersebut berpendapat bahwa wisuda tidak perlu dihapuskan, tetapi tetap diadakan dengan dana yang minim. Dedi lantas menanggapi, menurut dia, sulit untuk Pemerintah meminimalisasi hal tersebut jika dibiarkan sebab setiap sekolah memiliki gaya yang berbeda.
Demikian kami sampaikan informasi Sikap Dedi Mulyadi Soal Perpisahan Sekolah: Mandiri dan Tidak Membebani semoga bermanfaat.
Anda Ingin Melakukan Polling, Silahkan di PollingKita.com