Sekolah di Rembang Angkat Bicara: Siswi SD Tidak Alami Kekerasan Seksual

Berita Sekolah menyampaikan informasi tentang Sekolah di Rembang Angkat Bicara: Siswi SD Tidak Alami Kekerasan Seksual, semoga informasi ini bermanfaat


Bersama ini kami sampaikan informasi Tentang Sekolah di Rembang Angkat Bicara: Siswi SD Tidak Alami Kekerasan Seksual Sebagai berikut:

Seorang siswi SD di Rembang diduga menjadi korban kekerasan seksual oleh empat teman sekolahnya. Pihak sekolah pun menepis kabar tersebut dan menjelaskan mengenai kejadiannya.
Kepala SD, AR, mengatakan, insiden tersebut bukanlah kekerasan seksual seperti apa yang sudah ramai diberitakan. Menurutnya, yang terjadi di dalam kelas pada Jumat (13/12), sebenarnya adalah empat siswa yang diduga sebagai pelaku sedang merebut kunci pintu sekat antar kelas dari korban J.

Saat itu kunci tersebut disimpan di dalam saku rok J, yang berada di bagian paha depan.
“Kalau masalah cabul saya kira tidak ada. Masalahnya pengakuan dari pelakunya, mereka itu minta kunci yang pengakuannya dibawa oleh korban. Kunci (pintu) sekat antara kelas 5 dan kelas 6, dengan maksud, pintu mau dikunci saja biar kelas 5 dan kelas 6 tidak campur gitu,” terang AR saat konfirmasi detikJateng di Polres Rembang, Rabu (18/12/2024).

“Nah memang pengakuan dari korban kuncinya di dalam sakunya dan sakunya itu tetap ada di area sini, di paha kanan dan kiri sehingga yang dikeroyok,” imbuhnya.
AR memastikan, kejadian itu bukan termasuk cabul. Hal ini lantaran, tidak ada perbuatan para pelaku yang berusaha untuk melihat organ sensitif korban. Dengan begitu, AR pun menilai, apa yang terjadi pada hari itu bukanlah sebagai tindakan pencabulan.

“Ya di situ bukan melakukan pencabulan, tidak ada yang namanya cabul. Kalau cabul kan anak-anak pasti berusaha melihat yang tidak pernah mereka lihat (kelamin korban), tapi itu tidak terjadi. Jadi anak tersebut ya tetap utuh tetap mengenakan pakaian pramuka,” ungkap AR.

Disinggung soal, ada salah satu pelaku yang menusuk menggunakan benda kayu kepada J di bagian kelaminnya, AR menerangkan, bahwa itu bukan bermaksud menusuk melainkan memukul.

“Karena kuncinya di situ (di saku rok di bagian paha depan) dan kebetulan ada anak yang menggunakan benda kayu, nah untuk memukul. Namanya memukul kan ada yang menyodok dan sebagainya,” ujar AR.

AR menerangkan, pada saat kejadian semua guru berkumpul di ruang perpustakaan sekolah, sedang mengikuti kegiatan sosialisasi e-rapor.

“Kejadian seperti itu memang bapak dan ibu guru tidak tahu. Saat kejadian itu waktu jam 09.00 WIB, itu karena waktu istirahat, maka guru-guru mengumpul di ruang perpustakaan untuk mengadakan sosialisasi e-rapor,” ungkap AR.

“Memang ruang kejadian dengan tempat sosialisasi e-rapot itu hanya ada sekat kamar mandi, berarti kan guru-guru mendengar kalau di situ (TKP/ruang kelas) ada suara-suara tidak seperti biasanya (gaduh). Karena waktu itu memang sudah tidak ada pelajaran. Guru-guru sibuk masalah pekerjaan e-rapor, sehingga salah satu guru diminta oleh guru kelasnya, minta tolong supaya anak-anak dipulangkan saja,” pungkas AR.
Saat dikonfirmasi detikJateng, AR didampingi satu orang rekannya sedang menghadiri undangan dari Unit IV PPA Satreskrim Polres Rembang. AR dipanggil untuk dimintai keterangan terkait kasus dugaan kekerasan seksual yang menimpa J, siswi SD di Kecamatan Lasem.

Sebelumnya diberitakan, seorang bocah perempuan yang masih duduk di kelas 6 SD di Kecamatan Lasem, Rembang, diduga menjadi korban perundungan dan dilecehkan oleh empat laki-laki teman sekolahnya sendiri. Akibatnya korban mengalami trauma dan sakit pada kelaminnya.

DT selaku kepala desa di tempat tinggal korban menjelaskan, berdasarkan pengakuan orang tua korban, aksi perundungan itu terjadi pada Jumat (13/12), di lingkungan sekolahan. Namun korban baru bercerita pada Sabtu (14/12). Kasus ini juga telah dilaporkan ke polisi.

Demikian kami sampaikan informasi Sekolah di Rembang Angkat Bicara: Siswi SD Tidak Alami Kekerasan Seksual semoga bermanfaat.

Anda Ingin Melakukan Polling, Silahkan di PollingKita.com