Krisis Murid Baru di SD Negeri Kulon Progo, Ancaman Sekolah Kosong Makin Nyata

Berita Sekolah menyampaikan informasi tentang Krisis Murid Baru di SD Negeri Kulon Progo, Ancaman Sekolah Kosong Makin Nyata, semoga informasi ini bermanfaat


Bersama ini kami sampaikan informasi Tentang Krisis Murid Baru di SD Negeri Kulon Progo, Ancaman Sekolah Kosong Makin Nyata Sebagai berikut:

Kulon Progo, DIY – Fenomena krisis peserta didik baru kembali menghantui sejumlah SD Negeri di wilayah pinggiran Kulon Progo. Pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2025/2026, beberapa sekolah hanya menerima 1 hingga 3 siswa baru. Kondisi ini memunculkan kekhawatiran akan keberlangsungan sekolah-sekolah negeri di daerah tersebut.

Sekolah Sepi, Guru Gelisah

Beberapa SD Negeri di Kecamatan Samigaluh, Kalibawang, dan Girimulyo menjadi contoh nyata krisis murid baru. Di satu sekolah, tercatat hanya 1 siswa yang mendaftar pada jalur zonasi. Padahal, sekolah tersebut telah menjalankan promosi dan jemput bola sejak awal tahun.

Guru dan kepala sekolah di beberapa lokasi mengaku mulai resah karena rendahnya jumlah siswa berdampak pada pengurangan jam mengajar, efisiensi guru, bahkan potensi penggabungan atau penutupan sekolah.

“Kami sudah menyosialisasikan lewat berbagai cara, tapi jumlah pendaftar tetap sangat minim. Kalau hanya 1 siswa, bagaimana suasana kelas bisa efektif?” ujar salah satu kepala sekolah di Kecamatan Girimulyo.

Data Jumlah Pendaftar Minim

Berdasarkan data sementara dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kulon Progo, berikut gambaran jumlah murid baru di beberapa SD Negeri:

Sekolah Jumlah Siswa Baru Kapasitas Persentase Terisi
SDN A (Samigaluh) 1 28 3.5%
SDN B (Kalibawang) 3 28 10.7%
SDN C (Girimulyo) 2 28 7.1%

Penyebab Menurunnya Pendaftar di SD Negeri

Beberapa faktor utama yang menyebabkan rendahnya minat masyarakat terhadap SD Negeri di pinggiran Kulon Progo antara lain:

  1. Penurunan jumlah anak usia sekolah akibat urbanisasi dan angka kelahiran yang menurun.

  2. Migrasi keluarga muda ke kota demi pekerjaan atau akses fasilitas pendidikan lain.

  3. Meningkatnya minat terhadap sekolah swasta atau berbasis keagamaan, yang dianggap lebih unggul dalam kualitas pengajaran.

  4. Akses geografis yang sulit dijangkau, membuat orang tua memilih sekolah yang lebih dekat dengan pusat aktivitas.

  5. Persepsi negatif terhadap sekolah negeri di daerah, terutama dari sisi fasilitas dan mutu pembelajaran.

Dampak Serius Jika Tak Ditangani

Jika krisis murid ini terus berlanjut, beberapa dampak yang bisa terjadi antara lain:

  • Penggabungan kelas antar tingkat untuk efisiensi guru.

  • Penutupan sekolah karena tidak memenuhi syarat minimal operasional.

  • Pengalihan atau pemangkasan guru yang mengajar di sekolah dengan siswa sangat sedikit.

  • Menurunnya akses pendidikan dasar bagi anak-anak di wilayah terpencil jika sekolah terdekat ditutup.

Upaya Pemda Kulon Progo

Menanggapi situasi ini, Dinas Pendidikan Kulon Progo mulai menyusun langkah-langkah antisipatif, antara lain:

  • Evaluasi zonasi PPDB agar lebih fleksibel untuk sekolah terpencil.

  • Penempatan guru multi-talenta yang bisa mengajar lintas mata pelajaran dan kelas.

  • Kampanye ke masyarakat tentang keunggulan dan pentingnya mempertahankan SD Negeri di daerah.

  • Pemberian insentif atau bantuan kepada sekolah yang berada di daerah krisis murid.

Penutup

Krisis murid baru di SD Negeri Kulon Progo bukan sekadar isu pendidikan, tapi juga mencerminkan tantangan sosial dan demografi di wilayah pinggiran. Diperlukan sinergi antara pemerintah daerah, sekolah, dan masyarakat agar pendidikan dasar tetap terjaga dan berkualitas untuk seluruh anak bangsa — tanpa terkecuali.

Demikian kami sampaikan informasi Krisis Murid Baru di SD Negeri Kulon Progo, Ancaman Sekolah Kosong Makin Nyata semoga bermanfaat.

Anda Ingin Melakukan Polling, Silahkan di PollingKita.com